Sabtu, 22 Oktober 2016

Kontrakan Murah / House Rents per Month

Saya memiliki seorang kakek di Cileungsi dia memiliki 4 kamar kontrakan yang sedang kosong. Sistem penyewaannya pun murah dan perbulan seharga 400rb/bulan. Dengan tanggungan untuk pembayaran bersama untuk air dan listrik.
Lihat juga: ini
Lokasi di Jl. H. Satibi no.44, Dekat Simpang 4 Cileungsi
Lihat pada google map dibawah ini:

Spesifikasi Kontrakan:
  • Kosongan/Polos tanpa isi
  • Ukuran Luas 30 m2, dengan ukuran 3x10
  • Toilet dan dapur di dalam
  • Parkir Motor
Keunggulan:
  • Lokasi dekat dengan Cibubur Mansion ( 1m), berbatasan langsung dengan tembok Cibubur Mansion
  • Dekat dengan Radio Rodja, Masjid Al Barkah bagi yang suka kajian keislaman
  • Dekat dengan terminal Bayangan Simpang 4 Cileungsi (< 50m, jalan kaki tidak sampai 10 menit) sehingga mudah untuk transportasi kemana-mana
  • Dekat dengan taman buah Mekarsari (kurang lebih 2 km, naik motor tidak sampai 10 menit), jika anda berminat untuk rekreasi
  • Lokasi dekat dengan Cibubur Jakarta(naik motor kurang dari 30 menit) sehingga memudahkan anda jika seorang pekerja

Jika tertarik atau ingin menanyakan informasi lebih lanjut kirim ke email saya: herryfauzan@gmail.com

Senin, 04 Juli 2016

The Diary of Melancholy Part 2

The Diary of Melancholy Part 2
“Kegalauan Bus Kota”

Sumber: blog sebelah

Notes: Bagian ini adalah lanjutan dari Part 1

Dari dalam bus terlihat ramainya penampakan kota Depok di pinggiran. Hilir mudik kendaraan memadati sudut kota, mirip seperti di Jakarta. Ini adalah kali pertamaku merasakan nuansa kota Depok, yang sebelumnya hanyalah sebagai kota transit untuk pergi ke daerah wisata di Jawa Barat. Kalau diperhatikan kota ini tidak semenarik Bandung dan Jakarta. Tetapi nuansa metropolitan di kota ini cukup mengingatkanku akan betapa banyaknya kenangan manis yang tersimpan di Jakarta.

Sunyi dan senyap penumpang bus menggambarkan jiwa-jiwa yang bersemangat namun terpaksa mengalah dengan lelahnya perjalanan. Bahkan ada yang tertidur pulas sampai-sampai mengorok di kursi belakang. Mungkin jika ini adalah bus kampus dan yang tertidur pulas itu adalah temanku, sudah kurekam videonya dengan judul dengkuran sapi idul adha. Aku sampai tertawa membayangkan jika itu benar-benar terjadi, pasti nge-hits di kampus.

“Tok..  Tok..  Margonda, margonda..!” Suara kenek setelah mengetok-ngetok dinding bus.
Suara pendamping setia si supir dengan lantang menggelegar ke seluruh penjuru bus. Terlihat beberapa kali muka-muka mengantuk penumpang terbangun dan memberikan sinyal penasaran dengan suara kenek bus. Ada yang bangun dan melihat sebentar, ada yang bingung dan bertanya ke penumpang di kursi sebelah, namun setelah itu tidur lagi. Memang suara kenek bus paling efektif untuk membangunkan orang, mungkin kalau jadi muazin shubuh cukup mumpuni asalkan yang bangun tidak tidur lagi.

Si kenek memberitahukan bahwa sebentar lagi akan sampai di Margonda. Margonda adalah tempat dimana hutan kota berada dan tepatnya bersebelahan dengan kampus Depok. Aku pun bersiap-siap menyambut kampus tetangga atau mengacak-acak kampus tetangga demi mengisi liburan sepi ini. Aku maju ke bagian peron depan untuk turun dari bus.

Seketika itu aku merasakan hamparan hawa panasnya kota Depok yang terbalut bau knalpot kendaraan. Suasananya sangat jauh berbeda dibandingkan dengan kota Bandung. Sekarang sudah pukul enam belas tapi terasa seolah seperti jam dua belas siang di Bandung.

“Tok.. Tok.. Lanjuut.. !” Suara kenek bus untuk pergi. Memang sepertinya selalu ada ketukan sebelum bicara adalah kelakukan standar kenek bus.

Aku turun dan berjalan kaki sebentar di pinggir hutan kota sembari merekam dengan kamera tiga puluh dua mega piksel hasil pinjaman. Karena nampaknya tidak mungkin anak kosan sepertiku membeli kamera hanya untuk liburan, setiap hari saja makan pas-pasan. Aku melihat jam tanganku dan baru ingat bahwa sekarang sudah lewat waktu ashar aku segera mencari masjid dan bertanya ke seorang bapak-bapak di trotoar.

“Masjid kampus paling dekat dimana ya, Pak?”
“Lurus aja..  Nanti juga keliatan..” kata si bapak.

Aku berjalan lurus dan mengikuti arahan bapak tersebut dan saat perjalanan aku melihat hal yang tak terduga. Jantungku deg-degan melihat seorang wanita di dekat pelataran masjid. Sepertinya aku mengenalinya, apakah mungkin dia ada di sini? Aku perlahan memberanikan langkahku dan mencoba untuk menyapa. Meskipun kenyataan bahwa jantung ini berdetak layaknya genderang perang. Dengan pasti aku meyakinkan diri untuk menyapanya, perlahan demi perlahan.

Dia mengenakan kerudung merah muda dan sedang bersama dengan teman-temannya. Tapi apakah itu dia, atau aku hanya berhalusinasi? Sepertinya tidak mungkin. Meskipun hanya dari kejauhan aku melihat wajahnya, aku seperti merasakan dunia yang lain di kala senja. Mungkin ini adalah takdir atau mungkin ilusi?


(Bersambung Part. 3)

Sabtu, 02 Juli 2016

The Diary Of Melancholy Part 1


The Diary Of Melancholy Part 1
“Perjalanan Sunyi”

Gambar Bus Damri Bandung(Sumber blog sebelah)

           Pernahkah kalian merasakan cinta yang sulit untuk dilupakan? Cinta yang benar-benar melekat dihati bahkan sampai kau tidak pernah bisa melupakannya. Jikalau aku tahu mungkin waktu dan tempat bisa begitu menyiksa hati yang dilanda cinta, mungkin takkan pernah kubiarkan dia pergi dari hidupku. Genggaman cinta ini begitu erat menuntunku untuk merindukannya, meski telah berlalu tiga tahun yang lalu dia pergi dan tak pernah kembali. Siapa sangka bahwa hati berkelana dan tetap menanti.
Kota Bandung adalah kota yang indah, satu hal yang sering kuperhatikan adalah banyak sekali sepasang kekasih yang sedang berpacaran bersebaran di sudut kota, kursi taman, pinggir jalan, dan kampus. Hal yang mungkin sudah biasa kulihat tiap hari di tribun-tribun jalanan. Tentu perasaanku saat melihatnya bercampur aduk, serasa kesal dan juga menyesal karena aku tidak memiliki kekasih seorang pun. Namun bukan berarti aku tidak bisa, melainkan karena aku memiliki komitmen untuk tidak berpacaran lagi setelah kejadian yang menyakitkan ketika masa sekolah dahulu.
Kalender ini mengingatkanku, bahwa sebentar lagi adalah akhir semester genap. Suasana menjelang liburan serasa lebih mencekam untuk para mahasiswa karena menunggu nilai akhir semester muncul di website akademik. Ya, itu adalah kejadian biasa yang sering terjadi di kampusku. Aku kuliah di sebuah kampus kecil di kota Bandung yang selalu ramai saat liburan. Namun bukan berarti setelah dua tahun aku berkuliah di sini tidak merasakan bosan sama sekali. Pasti ada rasa ingin sekali mencicipi kehidupan di kampus tetangga. Berhubung hampir seluruh kampus di Bandung pernah aku kunjungi, tidak salah kan jikalau aku pergi ke kampus di kota lain?
Sekarang sudah minggu akhir bulan Mei, artinya kampus sudah libur dan selesai ujian semester. Aku berpikir untuk melakukan rencana perjalanan ke kampus Depok. Entah kenapa kampus itulah yang pertama kali terlintas di pikiranku, mungkin karena banyak sahabat dan kolega yang kuliah di sana.
Pagi hari aku bersiap-siap dan mengemas barang-barang, pakaian setidaknya cukup untuk menginap minimal tiga malam di Depok. Untuk persiapan aku membeli beberapa snack untuk perjalanan dan sebuah kotak kecil spesial untuk hadiah di pasar Simpang Dago. Setelah itu aku menunggu bus ke arah Leuwipanjang untuk perjalanan langsung ke Depok.
“Cuma kamu,..”
“Dan hanya kamu..”
“Jikalau engkau jadi istriku..”
“Bahagia sampai kau tua..”
Begitulah sebuah peggalan lirik lagu yang aku dengar dari dalam bus yang bersumber dari handphone seorang penumpang. Dan kuperhatikan bahwa itu adalah nada dering telepon milik orang tersebut. Agar tidak mengantuk dalam perjalanan aku memakan snack satu persatu. Tidak disangka akhirnya sampai juga di terminal Leuwipanjang.
Sekarang tepat matahari sudah hampir tepat di atas kepalaku. Meskipun udara di Bandung ini tergolong sejuk dengan cahaya matahari yang terik, udara dari knalpot kendaraan umum membuatku beberapa kali menutup hidung. Aku segera memasuki bus arah Depok. Cukup lama menunggu bus berangkat hampir tiga puluh menit dan akhirnya bus pun berangkat dari terminal. Dalam perjalanan aku memasang headset di telinga dan mendengarkan playlist yang sering aku putar.
“Terlalu manis..”
“Untuk dilupakan..”
“Kenangan yang indah bersamamu..”
“Tinggallah mimpi..”
Lirik nostalgia masa lalu terdengar mengalun di telinga, sebuah lagu dari grup band Slank. Mengingatkanku tentang betapa indahnya kenangan saat kita masih bersama dan belum terpisah seperti saat ini.
(Bersambung Part-2)

SPOILER:

Senin, 16 November 2015

10 Bahasa Daerah dengan Penutur Terbanyak di Indonesia

10 Bahasa Daerah dengan Penutur Terbanyak di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak bahasa daerah. Menurut data dari Ethnologue, Indonesia memiliki 726 bahasa yang dituturkan oleh berbagai etnis di seluruh wilayah Indonesia. Berikut ini adalah 10 bahasa daerah yang memiliki jumlah penutur terbanyak di Indonesia.


Persebaran suku bangsa dan bahasa daerah di Indonesia
Sumber: Wikimedia Commons

1. Bahasa Jawa (84.300.000 jiwa)
Bahasa Jawa dituturkan oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau Jawa bagian tengah dan timur. Namun, di pulau-pulau yang lainnya juga terdapat penutur bahasa Jawa. Bahkan di luar negeri pun juga terdapat penutur-penutur bahasa Jawa, di antaranya negara Suriname, Kaledonia Baru, Malaysia, dan Singapura. Bahasa Jawa memiliki beberapa tingkatan, seperti Ngoko, Madya, dan Krama. Menurut data sensus tahun 2000, penutur bahasa Jawa di Indonesia adalah sebanyak 84 juta jiwa lebih.

Bahasa Jawa memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Banten, Banyumas, Blora, Brebes, Bumiayu, Cirebon, Kedu, Madiun, Malang, Pantura Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati), Pantura Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro) Pekalongan, Semarang, Serang, Surabaya, Surakarta, Suriname, dan Tegal.


Bahasa-bahasa di Jawa dan Bali
Sumber: Wikimedia Commons
2. Bahasa Sunda (34.000.000 jiwa)
Bahasa Sunda dituturkan oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau Jawa bagian barat. Bahasa ini tidak hanya dituturkan di daerah Jawa bagian Barat, namun juga dituturkan di berbagai pulau di Indonesia oleh warga Sunda yang migrasi ke tempat tersebut. Bahasa Sunda juga dituturkan di luar negeri terutama di daerah yang menjadi tempat migrasi warga Sunda. Menurut data sensus tahun 2000 bahasa Sunda dituturkan oleh 34 juta jiwa.

Bahasa Sunda memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek barat (Banten Selatan), dialek utara (Bogor, dan sekitarnya), dialek selatan/dialek Priangan (Bandung dan sekitarnya, dialek tengah timur (Majalengka dan sekitarnya), dialek timur laut (Kuningan dan sekitarnya), dialek tenggara (Ciamis dan sekitarnya).

3. Bahasa Madura (13.600.000 jiwa)
Bahasa Madura dituturkan oleh masyarakat Indonesia terutama di pulau Madura dan kawasan pantai utara Jawa Timur (Probolinggo dan sekitarnya). Bahasa Madura juga banyak dituturkan di Surabaya dan sekitarnya, Malang dan sekitarnya, kepulauan Masalembo, hingga Kalimantan. Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa, dan sebagainya. Banyak pula kata-kata dari bahasa ini yang berakar pada bahasa Melayu, bahkan sampai bahasa Minangkabau. Namun tentunya dengan pelafalan yang berbeda. Bahas Madura memiliki pelafalan yang unik, sehingga orang luar Madura akan merasa kesulitan dalam mempelajarinya. Menurut data sensus tahun 2000, penutur bahasa Madura sekitar 13 juta jiwa.

Bahasa Madura memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, dan Kangean. Dialek yang lainnya merupakan dialek rural yang telah tercampur dengan dialek-dialek dari bahasa lainnya.

4. Bahasa Minangkabau (5.530.000 jiwa)
Bahasa Minangkabau dituturkan oleh masyarakat di provinsi Sumatera Barat, bagian barat Riau, dan Negeri Sembilan, Malaysia. Selain itu juga terdapat di berbagai daerah, karena orang Minangkabau banyak yang merantau ke luar daerahnya. Menurut sensus tahun 2007, bahasa Minangkabau dituturkan oleh sedikitnya 5 juta jiwa.

Bahasa Minangkabau memiliki banyak sekali dialek, di antaranya bahasa Minangkabau Baku (dialek Padang), Mandahiling Kuti Anyie, Padang Panjang, Pariaman, Ludai, Sungai Batang, Kurai, Kuranji, Salimpaung Batusangkar, dan Rao-Rao Batusangkar.


Persebaran etnis dn bahasa di pulau Sumatera
Sumber: Wikimedia Commons
5. Bahasa Musi (3.930.000 jiwa)
Bahasa Musi adalah bahasa yang dituturkan oleh masyarakat di sepanjang hulu dan hilir sungai Musi, Provinsi Sumatera Selatan. Bahasa Musi juga dikenal sebagai bahasa Sekayu dan bahasa Palembang. Penutur bahasa ini menurut sensus tahun 2000 adalah 3,9 juta jiwa.

Bahasa Musi memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Pegagan, Musi Sekayu, Penukal, Kelingi, Rawas; Palembang, Palembang Lama, Meranjat, Penesak, Belide, Burai, dan Lematang Ilir.

6. Bahasa Bugis (3.500.000 jiwa)
Bahasa Bugis adalah bahasa yang dituturkan oleh masyarakat di Sulawesi Selatan. Selain itu, bahasa ini juga dituturkan di daerah lain di antaranya provinsi di sulawesi selain Sulawesi Selatan, Kalimantan, Maluku, Papua, Sumatera, dan juga di Sabah, Malaysia. Menurut sensus tahun1991 bahasa ini dituturkan oleh sekitar 3,5 juta jiwa.
Bahasa Bugis memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Bone, Pangkep, Camba, Sidrap, Pasangkayu, Sinjai, Soppeng, Wajo, Barru, Sawitto, dan Luwu.


Persebaran etnis dan bahasa di Sulawesi
Sumber karya asli: Wikimedia Commons
7. Bahasa Banjar (3.500.000 jiwa)
Bahasa Banjar adalah bahasa yang dituturkan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan. Bahasa ini juga dituturkan di daerah lain seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Di luar negeri, bahasa Banjar juga dituturkan oleh suku Banjar di Malaysia. Bahasa ini banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Jawa, dan Dayak. Menurut sensus penduduk tahun 2000 penutur bahasa ini berjumlah 3,5 juta jiwa.

Bahasa ini memiliki dua dialek utama, yaitu dialek Kuala dan Hulu. Dialek Banjar Kuala dituturkan oleh penduduk Banjarmasin, Martapura, dan Pelaihari. Sedangkan dialek hulu dituturkan oleh penduduk di daerah hulu sungai.


Persebaran suku bangsa dan bahasa di Kalimantan
Sumber karya asli: Wikimedia Commons
8. Bahasa Aceh (3.500.000 jiwa)
Bahasa Aceh adalah bahasa yang dituturkan oleh suku Aceh yang terdapat di pesisir, sebagian pedalaman, dan sebagian kepulauan Aceh. Bahasa ini dituturkan di Provinsi Aceh kecuali 3 kecamatan di Aceh Timur yang menggunakan bahasa Gayo, dan 1 kecamatan di Aceh Barat Daya yang menggunakan bahasa Kluet. Menurut sensus tahun 2000 penutur bahasa ini berjumlah 3,5 juta jiwa.

Bahasa aceh memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Banda Aceh, Baruh, Bueng, Daja, Pase, Pidie (Pedir, Timu), dan Tunong.

9. Bahasa Bali (3.330.000 jiwa)
Bahasa Bali adalah bahasa yang dituturkan oleh Masyarakat di pulau Bali, Lombok bagian barat, dan sedikit ujung timur pulau Jawa. Di Lombok, bahasa Bali dituturkan terutama di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa dituturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Sebagaimana bahasa Jawa, bahasa Bali juga terdapat beberapa tingkatan, seperti Bali Kasar, Bali Madya, dan Bali Alus. Bahasa Bali berkerabat dengan bahasa Sasak, dan beberapa bahasa di pulau Sumbawa. Kemiripan dengan bahasa Jawa hanya karena pengaruh kosakata atas bahasa Jawa karena penaklukan Bali oleh kerajaan di Jawa terutama abad ke-14 oleh Gajah Mada. Secara fonologis, bahasa Bali lebih mirip bahasa Melayu daripada bahasa Jawa. Kemiripan dengan bahasa Jawa hanya pada tingkatan bahasa sehingga bahasa Bali Alus sangat mirip dengan bahasa Jawa Krama. Menurut sensus tahun 2000 bahasa Bali dituturkan oleh 3,3 juta jiwa.

Bahasa Bali memiliki berbagai macam dialek, di antaranya dialek Dataran Rendah Bali (Klungkung, Karangasem, Buleleng, Gianyar, Tabanan, Jembrana, Badung), Dataran Tinggi Bali (“Bali Aga” ),  dan Nusa Penida.

10. Bahasa Betawi (2.700.000 jiwa)
Bahasa Betawi adalah bahasa yang dituturkan oleh orang Betawi di daerah Jakarta. Bahasa ini merupakan anak dari bahasa Melayu. Bahasa Betawi merupakan bahasa kreol (percampuran) yang didasarkan pada bahasa Melayu Pasar ditambah unsur bahasa Sunda, Jawa, Bali, Tiongkok bagian Selatan (terutama Hokkian), Arab, dan Eropa (terutama Belanda dan Portugis). Tidak ada struktur baku dalam bahasa ini yang membedakan dengan bahasa Melayu, karena bahasa ini berkembang secara alami. Menurut sensus tahun 1993, penutur bahasa Betawi adalah 2,7 juta jiwa.

Itulah 10 bahasa daerah dengan penutur terbanyak di indonesia. Banyak sekali bahasa daerah yang saat ini terancam kelestariannya dikarenakan sifat kurang peduli dari penutur bahasa itu sendiri. Saat ini banyak anak yang diajari dengan bahasa Indonesia bahkan bahasa asing oleh para orang tuanya, dan tidak diajari bahasa ibu. Sehingga menjadikan mereka tidak mengerti bahasa ibu mereka. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa penting, namun bahasa Indonesia dapat dengan mudah dipelajari di sekolah-sekolah. Sedangkan bahasa daerah, tidak semua sekolah mengajarkannya. Sehingga perlu adanya kesadaran para orang tua untuk mengenalkan bahasa ibu kepada anak-anaknya.

Sumber: Ethnologue dan Wikipedia


Read more: http://blog.anashir.com/2012/11/bahasa-daerah-dengan-penutur-terbanyak.html#ixzz3reIMM2tu

Selasa, 23 September 2014

BINARY 1101(MATRIKULASI HMIF)


CINTA 01


TIANG MAN OF THE DAY

Matahari telah melewati paruh hidupnya hari ini. Sedikit tergelincir ke arah barat dn menyingsingkan bayang-bayang setiap insan. Hampir cerah di keseluruhan kota Bandung. Tiada saat yang paling nyaman kecuali liburan menunggu ramadhan dengan kegiatan. Yap, kegiatan kampus selalu ada dan mengisi kesibukan seorang mahasiswa yang baru dijuruskan ke bidang informatika dengan NIM baru yang menggantikan NIM lama yang sudah kusam dan rapuh (ciee.. lebay).

Bagi saya tidak seru hidup di kampus tanpa kegiatan ekstra seperti organisasi dan diisi dengan acara-acara seru nan lebay. Kuliah tanpa organisasi itu bagaikan makan indomie tanpa telor, enak sih tapi gak greget. Karena saya masih baru dijuruskan pasti agenda utama yang dihadapan saya adalah osjur. Osjur jurusan yang saya masuki ini disebut SPARTA.

HMIF adalah sebuah himpunan mahasiswa bidang Informatika dan Sistem Teknologi Informasi. Siapapun yang ingin memasuki gerbang pintu kerajaan himpunan ini pasti akan melewati SPARTA. Acara yang dikemas seseru mungkin namun dengan esensi yang penting. Selalu ada saja keceriaan dan keseruan yang bisa ditertawakan dalam acara ini.
(wkkwkw…^_^ )

            Ini merupakan pertemuan pertama saya pada acara SPARTA. Saat seekor kortang yang bernama Nicholas menjadi korban keganasan seekor tiang. Dimulai mobilisasi ke ruangan keramat dengan AC super besar namun tetap panas dan kapasitas penghuni seratus dua puluh orang. Ruangan ini memiliki nomor tujuh enam nol dua. Angka misterius yang katanya selalu dikenang karena merupakan tempat angker untuk kuliah dan digunakan setiap saat.

            Di ruangan yang gerah dan panas ini, saya dapat pencerahan  tentang klub-klub di HMIF. Eitss,.. bukan klub gelap atau klub malam, tapi klub yang berkreativitas dan penuh keseruan. Beberapa contoh seperti klub futsal, gamers, jalan-jalan,dll. Seru banget ya!!

            Nah, saya juga diajarkan tentang Mars Informatika(bukan planet mars loh ya…)
, Hymne dan lagu-lagu.  Dilanjutkan oleh perkenalan teman-teman saya yang imut-imut.

            Pertama adalah Visat, pria bernama satelit ini adalah orang yang cuek dan tergolong jarang bergaul. Tapi itu dulu, sekarang  udah jadi begitu deh…(Hayoo penasaran kan…). Yang kedua adalah Candy (bukan permen loh ya…  tapi , emang namanya kayak gitu). Permen ini(eh, Candy maksudnya) adalah teman sekelas fisika saya selama dua semester. Dia berkacamata, pendek, dan tidak kurus. Lalu perkenalan berikutnya adalah anak manusia, seorang wanita yang pernah dicalonkan sebagai Srikandi di ITB.(Waduh apaan tuh?) Ya, Itu adalah acara saingan abang-none dan miss Indonesia dengan peserta kemungkinan jomblo. Berikutnya Cat Woman, iya wanita kucing, dia suka kucing tapi gak pernah bisa berubah jadi kucing.(Yaiyalah, kan bukan siluman). Dia akan mengangis dan marah jika ada kucing yang terkhinati.
            Acara sudah semakin sore dengan mentari sudah tidak seperkasa siang hari, saya dan kawan-kawan dimobilisasi ke Saraga. Disinilah legenda Tiang Man of The Day dimulai.  Bermain bentengan dengan angkatan atas-yang disebut CAPTCHA . Saking seru dan hebohnya acara, sampai ada kutukan yang terjadi. Sebuah tiang berinisial “T” telah tertabrak makhluk berinisial “N” yang merangkap jabatan sebagai koordinator angkatan saat itu. Akibatnya makhluk itu(N for Nicholas) mendapat empat belas jahitan di muka. Hal ini tidak sia-sia karena akhirnya Nicholas lah yang menjadi Man of The Day.

ALL ABOUT MAHASISWA

            Gedung ini tak asing lagi bagi mahasiswa tahap persiapan bersama. Gedung yang biasa digunakan untuk kuliah umum namun terletak berhadapan dengan gedung Comlabs. Tapi hati-hati, jangan sampai tertukar dengan gedung TVST karena bentuk yang mirip dan terletak sebelahan. Tepat sekali ini disebut Oktagon dengan bentuk segi delapan.

            Dengan suasana matahari yang masih terik, disinilah kami berkumpul di hari kedua SPARTA. Pada hari ini saya disuruh membawa uang lima belas ribu rupiah untuk biaya pendidikan. Maklum menyewa orang yang sudah senior dan aktif di Kabinet Mahasiswa. Kemudian saya dimobilisasi ke ruangan angker bernomor tujuh enam nol dua.

Materi yang dibahas kali ini tentang Kabinet Mahasiswa, Komponen-komponennya, Garis waktu atau sejarah kemahasiswaan di ITB, Aturan Dasar Anggaran Rumah Tangga Kabinet Mahasiswa, Bagan Kabinet Kemahasiswaan, dan terakhir tentang pengenalan Kabinet Mahasiswa periode 2014.

Setelah itu dibagi lima kelompok untuk berdebat. Kelompok-kelompok ini dimoderatori oleh Reza. Semakin ramai acaranya karena debat itu pasti ada yang lucu jika salah logika.

Seperti biasa ritme SPARTA sebelumnya, saatnya pengenalan individu. Dimulai dari Randi, seorang anak kecil baik hati, jika besar tetap bagi saya kecil (kidding). Kedua adalah Eveline Purnama , dia punya nama cina yang saya gak ngerti, karena saya cuma pernah belajar bahasa arab. Lanjut yaitu Prabowo, tapi dia bukan capres kita, nama lengkapnya adalah Faisal Prabowo, namun karena dia sering menjarkom orang, saya selalu menyebutnya faisal jarkom.  Nah, yang terakhir ini tidak bisa terlihat saking gelap kulitnya. Namanya Miftah dia suka kelelawar, mungkin dia pernah masuk goa dan menghilang.

Akhir dari pertemuan ini berjalan dngan damai dan tenteram tanpa tawuran.(yayalah) Sehingga predikat Man of The Day diberikan kepada Chairuni Aulia. Maklumlah, udah biasa debat bahasa Inggris. Tapi saya tidak kalah karena saya jawara Olimpiade Fisika(sombong).








AMAZING RACE

            Hari ini adalah hari sabtu dengan mentari belum terlalu lama tampil di singgasana. Masih pagi hari sekitar pukul tujuh tiga puluh. Dimulai dengan berkumpul di gedung yang beersegi delapan yaitu Oktagon. Kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi ke lapangan sipil. Di lapangan sipil dilakukan cek kehadiran, cek spek, doa bersama, dan menyanyikan lagu Garuda Pancasila. Cek spek dipimpin oleh Kevin Yauris dan bernyanyi dipimpin oleh Andra.
            Selanjutnya, dipimpin oleh kak Yanfa dan kak Kanya, dilakukan perkenalan oleh peserta yaitu Ivan  (penggemar cherrybelle dan JKT 48 ), Raihannur (Dskripsinya gitu y..), Irfan, Yoga, Marcel , dan seorang panitia SPARTA, Kak Bram.
Selesai perkenalan diri, saya diberikan penjelasan tentang Amazing Race. Dalam Amazing Race ini ada 3 pos wajib dan 7 pos sunnah. Diberikan 3 clue tentang 3 pos wajib tersebut, yaitu:

Clue 1: Taman rias depan bang beni
Clue 2: Melihat dalam gelap
Clue 3: Taman dimana aku ga olahraga
Pukul 09.30, peserta berangkat ke pos. Pos wajib pertama bagi kelompok saya adalah pos clue 2. Di pos ini, ada kak Ahmad, kak Susanti, dan kak Ghani yang menjelaskan tentang komunitas Cyber dan Web di HMIF. Kemudian dilakukan games berupa menerbangkan pesawat kertas sejauh jarak yang ditentukan. Kelompok saya gagal sehingga tidak mendapat apa-apa.
Pos wajib kedua adalah pos clue 1. Disini dijelaskan tentang komunitas Mobile App dan Games. Games yang diberikan adalah mengurutkan anggota kelompok berdasarkan urutan tertentu, seperti tanggal ultah mantan, panjang leher, jumlah saudara, dll. Kelompok saya berhasil memenangkan 2 buah lidi panjang.

Pos wajib ketiga adalah pos clue 3. Disini dijelaskan tentang komunitas Competitive Programming. Games yang diberikan adalah melepaskan simpul dari rafia. Kelompok saya membutuhkan 30 menit untuk menyelesaikannya. Karena berhasil, kelompok saya mendapat hadiah kain perca.

Pos sunnah pertama terletak di Gasibu, dengan clue “Kentutnya istrinya kakeknya anaknya kakak saya.” Di pos ini, setelah ishoma, diberikan games yaitu menjumlahkan 4 buah angka agar menjadi angka 24. Kelompok saya mendapat 2 kertas krep dari pos ini. Selain itu, dijelaskan juga tentang startup perusahaan di HMIF.

Pos berikutnya memiliki clue berupa nomor telpon sebuah SMP. Di pos ini diberikan game berupa hangman. Kelompok saya mendapat 1 plastik di sini. Di sini juga dijelaskan tentang karya-karya anak HMIF, salah satunya aplikasi Smoothie yang bisa mengubah lagu yang diputar sesuai mood pendengar.

Pos sunnah ketiga memiliki clue Good R-Wind (Bagus R-Angin). Games di pos ini adalah memindahkan 4 karet gelang dengan sedotan sekali bolak-balik. Di pos ini hadiahnhya adalah 1 kardus. Disini dijelaskan tentang salah satu karya anak HMIF berupa aplikasi pemantau kemacetan.

Pos terakhir memiliki clue logo Rabbani dan tulisan DU. Games disini berupa 10 pertanyaan seputar 2 buku karya anak HMIF, salah satunya yaitu buku Viva Smanda. Kelompok saya menjawab 4 pertanyaan sehingga mendapat 2 pasang sumpit. Disini dijelaskan bahwa karya HMIF tidak selalu tentang programming, tetapi bisa juga berupa sastra dan lain sebagainya. Setelah dari pos ini, peserta kembali ke ITB untuk ishoma.
Setelah istirahat, barang-barang yang didapatkan sepanjang games dan barang-barang yang dibawa (gunting, selotip, alat mewarnai, lem fox) harus digunakan untuk membuat karya bebas yang akan dipresentasikan di depan panitia dan peserta lainnya. Waktu yang diberikan adalah 1,5 jam. Kelompok saya membuat sebuah akuarium dengan background pertandingan bola dengan 4-5 orang-orangan kertas yang sedang menonton pertandingan bola, ditambah bendera HMIF. Makna karyanya adalah HMIF nonton bola.
Karna waktunya mepet, tiap kelompok cukup mengenalkan karyanya saja, sementara penjelasan akan dilakukan di day SPARTA selanjutnya. Acara ditutup sekitar pukul 17.30.
Kesan saya mengenai day 3 ini adalah acaranya sangat menarik, dengan berbagai games dan penjelasan yang dikemas dalam kegiatan Amazing Race, sehingga acaranya jadi lebih seru. Saya cukup menyesal karena ketinggalan penjelasan yang disampaikan saat day dan tidak bisa merasakan keseruan day 3 ini bersama kelompok saya.







KULI DADAKAN

            Pada pagi yang cerah ini, matahari tampak bersinar terang. Tak satupun sang penutup matahari terlihat melainkan bagai lembaran tipis di langit luas. Sangatlah cerah untuk sebuah hari dengan senyuman. Hari ini adalah tanggal empatt belas juli.
            Tema acara Sparta kali ini adalah bebagi senyuman. Diawali dengan saya berkumpul di Lapangan Cinta yang penuh cinta. Setiap kelompok pada acara ini membuat karya-karya dari amazing race, dan masing-masing menjelaskan esensinya.
            Saya sekelompok dengan Hanifa di kelompok dua. Kita membuat karya TV Sparta. Eh, bukan kita deh. Jujur, saya gabut banget dalam karya ini dan voila.. tiba-tiba udah jadi.
            Setelah itu saya dibagi menjadi kelompok kecil berjumlah 3 orang seperti roda bajaj. Yaitu saya, lukman, dan wawan. Kami ditugaskan di Pasar Cihaurgelis dan saat itu kami berputar-putar terlebih dahulu keliling-keliling pasar sebelum membantu seorang kuli tukang angkut barang. Kalau kelompok lain ngupas kacang sambil ngobrol, kami malah gak bias ngobrol dulu. Angkut dulu semua barang-barang baru kita berbincang-bincang dengan salah satu kuli di Paasar.
            Kuli-kuli di pasar ini rata-rata tidak berpuasa karena tuntutan kerja yang berat sehingga ketika wawancara, si abang asik merokok. Saya suddah biasa melihat kejadian seperti ini karena saya juga tinggal di dekat pasar. Saya mendengar betapa sulitnya berjuang untuk hidup hanya untk pekerjaan halal, saya mendengar bahwa ada diantara mereka yang sudah S1 tapi kerjanya jadi kuli. Itu membuat saya prihatin dan tantangan sendiri bagi mahasiswa.
            Ada juga kakek-kakek tukang becak yang membawa adonan tepung puluhan kilo untuk diberikan kepada penjual kerupuk. Saya membantu membawakan adonan tersebut sementara teman saya gak mau angkut katanya berat. Waduh nguli lagi nih saya.
            Tapi, Alhamdulillah akhirnya semua sudah selesai, merekapun senang dengan bantuan kami meskipun cuma bantu sebentar. Tapi saya melihat mereka senang masih ada yang peduli terhadap mereka. Setelah itu kami beristirahat di POM bensin sekitar Pasar Cihaurgeulis. Dan berhenti ketika disuruh kumpul jam sebelas untuk kembali ke ITB.

Entri Populer

Pengikut